gambar admin

RIVAI SILABAN | BLOG DESIGN
Tunduk bukannya saya takut tapi saya sadar atas apa yang saya miliki adalah kuasa Tuhan, hingga tiba saatnya nanti Tuhan akan mengambilnya dari saya.

gplus facebook twitter




Rabu, 20 Februari 2013

Mengenal kepribadian Kita

mengenal kepribadian kita
Bagi kebanyakan orang hidup itu sangat di perjuangkan untuk menjalani hari hari di dunia ini, dengan berbagai cara menurut apa yang dia pikirkan, apa yang mampu dia kerjakan dan apa yang dia iyakini, tapi tidak sedikit orang orang yang tidak menghargai bahkan membutuhkan hidupnya...  ckckckckck  sangat di sayangkan yah...!!
Salah satu faktor dalam diri kita yang menjadikan kita tidak mampu untuk bangkit dalam kehidupan ini adalah " Kurang Mengenal Pribadi " dari diri kita sendiri. Kebanyakan orang mengetahui siapa dia sebenarnya tapi belum tentu dia mengenal dirinya sendiri. Beberapa hal yang dapat di uraikan dalam hal untuk mengenali diri kita sendiri :

  • Mengenali sifat dan kepribadian kita
Untuk mengenali sifat dan kepribadian kita, sebaiknya kita beranjak dari pengertian  dari semua profil kita ( Mis Nama, tgl lahir, riwayat waktu lahir dsb ) untuk lebih mengetahui hal tersebut kita tidak salah untuk menanyakan itu kepada orang tua yang telah melahirkan kita ataupun orang yang dekat di sekitar kita yang telah mengenal kita dari dulu.
Terkadang kita selalu tidak mampu dalam menentukan sikap kita dalam kehidupan sehari hari, memang terkadang sikap tersebut tidak dapat di pergunakan dalam beberapa hal.
Tapi sikap itu akan menunjukkan kepribadian kita seutuhnya, kita terkadang melakukan sesuatu hal melihat faktor dari lingkungan sekitar dan sangat sering melakukan sesuatu dengan mengawali pertanyaan dalam diri kita " aku harus lebih dari dia " hal ini akan menjadikan diri kita menjadi tidak terkontrol atau bahkan jadi hancur karena pada dasarnya manusia itu tidak pernah ada kesamaan dalam berpikir.

Solusi :        Untuk mengenali Sifat dan kepribadian kita, kita sebaiknya melakukan ataupun mengerjakan sesuatu itu dengan kata hati atau lebih biasa di bilang dengan "Nurani " kita, dalam setiap yang kita lakukan cobalah untuk menghayatinya dalam hati kita " apa ?, Dimana ?, dan Bagaimana ?". Kita harus mampu untuk melakukannya ataupun memikirkannya sendiri sebelum orang lain di sekitar kita, agar terciptanya hubungan antara pikiran kita dengan hati yang kita miliki, coba kita selalu menanyakan pada diri kita " Bagai mana kalo aku begini ? apakah penilaian orang lain terhadap aku ?", atau " bagaimana juga bila aku melakukan ini ?, Apakah dia akan sakit hati terhadap aku ? ". Sebagai kata kuncinya adalah kita harus terlebih dahulu merasakan apa yang akan kita perbuat bila itu suatu kesalahan ataupun suatu kebaikan agar kita lebih faham terhadap diri kita dan segala resikonya.

  • Mengenali segala potensi dalam diri kita
Sebagai  mahluk yang telah di ciptakan Tuhan melebih dari semua mahluk hidup yang ada di dunia ini, kita tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan baik itu dalam potensi ataupun hal lainnya. Sebagai manusia kita telah di karuniai berbagai kelebihan itulah yang menjadi potensi dalam diri kita, memang potensi potensi tersebut apa bila tidak diasah akan menjadi suatu hal yang biasa bahkan menjadi beban. Potensi yang ada dalam diri kita sebaiknya kita ikuti untuk mendukung bahkan menjadikan kesuksesan bagi kita. banyak potensi potensi dalam diri kita yang tetap kita anggap tidak menjadi kelebihan kita terhadap orang lain, atau bahkan kita langsung merasa semua potensi tersebut memerlukan modal yang banyak untuk mewujudkannya agar terlaksana, tapi saya rasa itu adalah hal yang berlebihan. Sebab "bila kita sudah mempunyai segalanya untuk apa menjadi sukses " yah perkataan itu bisa saja kita maklumi. Sebagai permasalahannya sering kali kita melihat kegagalan terlebih dahulu sebelum melaksanakannya, atau sering  juga kita selalu memikirkan, " Kenapa dia bisa sedangkan aku sudah kayak gini , aku aja tidak bisa ?

Solusi :      Berawal dari diri sendiri, bagaimana kita mampu bergaul kepada orang lain, itu sudah menjadi potensi kita dalam bergaul. Apa yang dapat kita lihat ? dan bagaimana kita mampu untuk melaksanakannya ? serta apa yang akan aku dapatkan ? semua itu adalah alasan untuk kita untuk lebih mengenal potensi potensi dari diri kita, awalnya memang melihat potensi yang ada dalam diri kita tidak semudah kita dalam melamar pekerjaan, tapi dengan melakukan berbagai kegiatan yang kita senangi akan membentuk pondasi dari berbagai potensi potensi yang kita miliki.

  • Mempertahankan karakter diri kita sendiri
Karakter setiap manusia berbeda beda, bahkan orang yang telah di lahirkan dari satu ibu pun pasti berbeda, memang karakter buruk tetap ada dalam jiwa kita tapi dalam bahasan kali ini , karakter yang kita maksud adalah karakter yang baik dari yang terbaik yang ada dalam diri kita sendiri. Kehidupan yang ada di dunia ini menjadi lebih berwarna dan beraneka ragam itu semua berawal dari banyaknya karakter manusia seiring dengan kepadatan populasinya. Kita harus mempertahankan karakter kita agar dapat menyatakan bahwa inilah aku, bukan yang lain, dalam kehidupan sehari hari banyak orang yang karakternya larut dalam keadaan di sekelilingnya tapi itu adalah hal yang lumrah karena sifat dasar dari mahluk hidup  itu adalah mampu beradaptasi terhadap lingkungan. jadi sudah hal yang biasa bila kita itu manusia yang tegas pada dulunya , akan berubah didesak oleh keadaan yang ada. Tapi untuk hal ini yang sangat di sayangkan adalah, karakter kita yang begitu bagus itu akan sirna larut dalam keadaan sekitar walaupun karakter dari keadaan tersebut tidaklah bagus untuk kita dan banyak orang.

Solusi :      Sebagai manusia kita  di haruskan untuk bergaul terhadap sesama manusia yang ada di sekeliling kita, itu adalah budaya yang harus di jalankan buat hidup ini, tapi yang menjadi permasalahannya bagaimana kita mampu mempertahankan karakter yang begitu baik dalam diri kita di suasana kehidupan yang sekarang ini ?
Untuk tetap eksis mempertahankan karakter tersebut kita harus lebih yakin bahwa hanya kitalah yang mampu untuk dapat menopang kita untuk berdiri. Walaupun banyak hal2 yang membantu di sekeliling kita, tapi bila kita tidak mampu untuk menerimanya itu adalah hal yang sia sia. Perlunya untuk mempertahankan karakter kita yang baik itu adalah untuk menjaga dan tetap mempertahankan penilaian baik yang telah di berikan orang lain kepada kita dan untuk lebih tegarnya kita apa bila suatu saat apa yang kita lakukan merupakan kegagalan buat kita. Hargailah  karakter baik  yang ada dalam diri kita  itu untuk menjadikan kita sebagai orang yang bertanggung jawab.
Read more


Resiko dari sebuah ucapan " saya "

Resiko dari ucapan saya
Saya, hanya saya, baru saya...!!! bahasa itu sangat sering kita dengarkan bahkan secara sadar ataupun tidak sadar kita terus mengatakannya dalam setiap pembicaraan kita terhadap sesama. Hal tersebut menandakan pada dasarnya manusia itu pada zaman sekarang ini tidak lagi memiliki rasa sayang terhadap sesamanya dan ingin selalu diatas dari sesamanya. memang melihat dari kultur dan kebiasaan hidup kita sehari hari manusia itu berbeda derajadnya tapi yang menjadi permasalahannya apakah itu tetap menjadi patokan dalam hidup kita, atau apakah kita tidak membutuhkan sesama lagi dalam bidang apapun, atau cukupkah hanya materi dan kelebihan kita yang dapat kita andalkan untuk menebus rasa persaudaraan sesama manusia ?
Arti dari ucapan bila kita mengatakan saya, hanya saya, baru saya .... atau apapun itu berarti kita harus benar benar mampu dalam segala bidang khususnya dalam hal membantu sesama kita. ucapan tersebut mempunyai pundasi bahwa kita orang yang bertanggung jawab dalam segala hal di mana ucapan tersebut di sebutkan. Bila mana kita menyebutkan ucapan tersebut ( saya, hanya saya, baru saya ....  ) itu menandakan kita harus lebih loyal dan penopang dalam segala hal kepada sesama kita.

Bila kita menyebutkan perkataan tersebut dengan secara spontan kita telah menyebutkan diri kita adalah orang yang paling di level atas melebihi sesama kita, dan sangat di sayangkan bila orang lain menganggap kita sombong. Hal ini dapat membuat reputasi kita buruk di mata sesama, tanpa sadar kita hal tersebut dapat mempengaruhi mental dan kepribadian kita. Banyak teori yang membuktikan bila kita selalu menyebutkan diri kita sendiri mempunyai kemampuan lebih akan menjadikan suatu beban moral kepada kita. Ucapan tersebut ( saya, hanya saya, baru saya ....  ) menjadi suatu dingding pemisah antara kita dan sesama, besar kemungkinan semakin kita mengatakannya semakin banyak yang menjauh dari kita.

Pesan :
Setiap perkataan yang pernah kita ucapkan tentang kita sendiri kepada orang lain dengan seringnya, akan menjadikan kita sebagai orang bodoh dimata orang tersebut.
Read more


Resiko dari sebuah ucapan " saya "

Resiko dari ucapan saya
Saya, hanya saya, baru saya...!!! bahasa itu sangat sering kita dengarkan bahkan secara sadar ataupun tidak sadar kita terus mengatakannya dalam setiap pembicaraan kita terhadap sesama. Hal tersebut menandakan pada dasarnya manusia itu pada zaman sekarang ini tidak lagi memiliki rasa sayang terhadap sesamanya dan ingin selalu diatas dari sesamanya. memang melihat dari kultur dan kebiasaan hidup kita sehari hari manusia itu berbeda derajadnya tapi yang menjadi permasalahannya apakah itu tetap menjadi patokan dalam hidup kita, atau apakah kita tidak membutuhkan sesama lagi dalam bidang apapun, atau cukupkah hanya materi dan kelebihan kita yang dapat kita andalkan untuk menebus rasa persaudaraan sesama manusia ?
Arti dari ucapan bila kita mengatakan saya, hanya saya, baru saya .... atau apapun itu berarti kita harus benar benar mampu dalam segala bidang khususnya dalam hal membantu sesama kita. ucapan tersebut mempunyai pundasi bahwa kita orang yang bertanggung jawab dalam segala hal di mana ucapan tersebut di sebutkan. Bila mana kita menyebutkan ucapan tersebut ( saya, hanya saya, baru saya ....  ) itu menandakan kita harus lebih loyal dan penopang dalam segala hal kepada sesama kita.

Bila kita menyebutkan perkataan tersebut dengan secara spontan kita telah menyebutkan diri kita adalah orang yang paling di level atas melebihi sesama kita, dan sangat di sayangkan bila orang lain menganggap kita sombong. Hal ini dapat membuat reputasi kita buruk di mata sesama, tanpa sadar kita hal tersebut dapat mempengaruhi mental dan kepribadian kita. Banyak teori yang membuktikan bila kita selalu menyebutkan diri kita sendiri mempunyai kemampuan lebih akan menjadikan suatu beban moral kepada kita. Ucapan tersebut ( saya, hanya saya, baru saya ....  ) menjadi suatu dingding pemisah antara kita dan sesama, besar kemungkinan semakin kita mengatakannya semakin banyak yang menjauh dari kita.

Pesan :
Setiap perkataan yang pernah kita ucapkan tentang kita sendiri kepada orang lain dengan seringnya, akan menjadikan kita sebagai orang bodoh dimata orang tersebut.
Read more


Tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan

gagal
Tuhan tidak pernah memberikan beban kepada kita melibihi batas dari segala kemampuan kita, Tuhan itu selalu mengerti kita dalam segala hal, dan kita sebagai umatnya tidak luput sesuatupun dari pengawasannya. Apakah semua perkataan diatas belum cukup untuk kita agar tidak selalu menyalahkan Tuhan bila mana apa yang kita kerjakan selama ini menurut kita baik dan mendapatkan upah yang mengecewakan ?. hal ini sering kali terjadi dalam hidup kita. Pada dasarnya semua yang pernah kita kerjaan itu memang baik menurut kita, karena kita sudah mau mengerjakannya, tapi bila dipandang dari beberapa faktor lingkungan dan keagamaan semua yang kita kerjakan itu belum tentu bakal menjadi bagus. Ada beberapa faktor yang dapat kita lihat bila semua yang kita kerjakan layak mendapatkan pujian dan berkad, Tapi jangan pernah jadikan semua pujian dan berkad yang engkau miliki menjadikan anda sebagai manusia yang merasa sempurnah dan mempunyai derajad yang lebih tinggi dari manusia yang lain.
  • Faktor Diri sendiri.
Faktor yang di maksud dalam renungan kali ini adalah ;  bagaimana kita dapat mengerjakan sesuatu itu dengan hati yang ikhlas dan merendah ?. Pertanyaan inilah salah satu faktor kenapa kita tidak pernah mendapatkan yang sesuai dari semua pekerjaan yang pernah kita kerjakan. Terkadang dalam kehidupan ini, kita selalu mengerjakan semuanya dengan mengharapkan untung yang sangat besar, tanpa memperdulikan apa yang bakal terjadi. Kita selalu berjuang untuk menjadikan diri kita melebihi orang lain, tapi bila tiba saatnya nanti dimana semua perjuangan itu bakal menjadi malapetaka buat kita secara spontan kita selalu menyalahkan oranglain bahkn mampu dalam menghujad tuhan. Tapi bila sebaiknya semua usaha yang kita lakukan membuahkan hasil yang baik bahkan berlebihan, kita selalu menganggap bahwa kitalah yang paling berjasa dan sangat pintar. Yang paling penting yang akan kita pikirkan adalah.. ?  bagaimana kita dapat menerima semua penyesalan yang datang kepada kita bila apa yang kita kerjakan itu tidak sesuai dengan impian kita.

Solusi :

Dalam mengerjakan segala sesuatu yang memang kita anggap perlu untuk kita, kita harus menyadari dulu bahwa semua yang kita kerjakan itu harus berasal dari ketulusan hati kita. kita harus mengerjakan sesuatu itu angar menjadi suatu niat baik. Untuk mengerjakan sesuatu itu kita seharusnya jangan terlalu bermimpi untuk kesuksesanya, tapi mari berpikir untuk, bagaimana kita mengerjakan sesuatu itu menjadi lebih ringan dan tidak menjadi paksaan buat kita, bahkan menjadi beban. Agar itu terwujud, semua pekerjaan yang kita lakukan harus dibarengi dengan rasa tabah dan mengerjakan dengan ikhlas, serta selalu berfikir positif bahwa kita mengerjakan sesuatu itu harus membutuhkan bantuan orang lain.
Faktor Orang Lain dan Lingkungan Sekitar
Dalam hidup kita sekarang ini, kita hidup dalam lingkungan masyarakat, faktor ini sering kali menjadi penghambat dalam segala sesuatu yang kita kerjakan. Memang tidak bisa kita pungkiri, sebagai manusia kita layak dan wajib dalam bermasyarakat. Semua penilaian dan keberhasilan apa yang kita kerjakan itu tergantung sesama kita, bilamana apa yangkita kerjakan itu tidak diterima di masyarakat pastinya semua yang kita kerjakan itumenjadi sia sia, sebab apa yang kita kerjakan itu harus benar benar di butuhkan masyarakat dan bila perlu akan menjadi kebutuhan serta keinginan buat kalayak banyak. Perlunya komunikasi yang baik kepada sesama akan lebih menguntungkan kita dalam melakukan segala pekerjaan kita, dan niscaya semua yang kita lakukan tersebut akan sangat membanggakan kita bila sesama kita mampu menerimanya. Sebagai faktor kegagalan yang sering kita terima adalah kurangnya keterpedulian kita dalam bermasyarakat.

Solusi :

Untuk mewujudkan semua yang kita kerjakan dan tidak menjadi sia sia adalah perlunya intropeksi diri kita dalam bermasyarakat, baik itu secara berteman dan menyikapi semua comentar yang tidak enak dari masyarakat sekitar ataupun lingkungan. kekebalan mental seseorang dalam menyikapi isu dari masyarakat ataupun lingkungan harus lah kuat dan berjalan dalam koridor kemanusiaan. Seringkali kita dalam mengerjakan sesuatu itu dengan hanya mengandalkan diri sendiri. Dalam mengerjakan sesuatu itu kita jangan berpikiran yang tidak tidak, misalnya menipu, dan mengorbankan seseorang, hargai semua upaya dan jerih payah orang lain yang membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan anda serta jaga agar apa yang anda kerjakan tidak menjadi pengganggu buat masyarakat lain ataupun sekitar anda. Kerjakanlah segala pekerjan yang sah dimata masyarakat dan tidak berlwanan dengan doktrin kehidupan , beragama dan berbangsa. serta berjalan di jalan Tuhan.

  • Faktor keyakinan ( Dari Tuhan )
Didalam kehidupan kita sehari hari, baik itu dalam berteman dan bermasyarakat serta segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup kita ini, tidak lepas dari pandangan dan pengawasan Yang maha Kuasa. Faktor yang satu ini bisa saja dibilang sebagai faktor penentu dalam semua pekerjaan yang kita lakukan dalam hidup ini. Kita tidak pernah tau bahwa kita masih bisa bernafas keesokan hariya setelah kita beristirahat, dan kita tidak bakalan pernah tau kpan kita menemui ajal dan berapa usia yang dapat kita jalani, memang banyak para ahli merasa sudah mampu dalam menyatakan hal ini, tapi semuanya itu hanyalah prediksi. Tapi kalau Tuhan tidk pernah membuat suatu presiksi untuk menentukan hidup kita. Tuhan hanya berjanji kepada kita bila kita sanggup memenuhi janji kita.

Solusi :

Sebagai manusia kita harus mempunyai keyakinan, Agama apapun itu, asal doktrin dari agama tersebut berniat baik, serta daoat di terima masyarakat. Upah dari semua pekerjaan yang kita lakukan merupakan karunia sang Pencipta. Bila disuatu saat anda tidakmendapatkan upah yang tidak sesuai dengan jeripayah anda bahkan menjadi malapetaka buat anda, hal ini juga tidak luput dari pengawasan Tuhan sewaktu anda menjalani pekerjaan anda itu. Mungkin dalam mengerjakan sesuatu itu anda tidak mendoakannya agar anda mampu dalam mengerjakannya, tapi anda malah berdoa selalu agar anda mendapatkan hasil yang maksimal.  Hal ini sangat lah tidak bagus, dimana kita hanya dapat menuntut. Coba kita sadari dimana anak kita, keluarga ataupun teman kita hanya menuntut kepada kita, sementara apa yang dia kerjakan tidak menguntungkan dan malah merugikan kita. Saya rasa anda malah marah dan membencinya, mari belajar untuk hal itu. Sebelum anda ingin meminta sesuatu itu kepada seseorang, ada baiknya anda harus meyakinkan dulu orang tersebut bahwa anda dihadapan dia sudah layak untuk diajadikan temannya, Sehingga anda akan diberi sesuai dengan apa yang anda minta. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan Kita terhadap Tuhan kita. Bila kita menginginkan semua yang kita kerjakan itu menjadi nyata, dan kita meminta serta memohon kepada Tuhan secara Otomatis kita harus dulu meyakinkan diri kita, apa layak kita mendapatkan berkad Dari PadaNYA ? untuk menjadikan itu semua, ikuti dan berjalanlah serta kerjakanlah apa yang disenangi Tuhan dan peraturan apa yang diperintahkan Tuhan, agar anda layak untuk mendapatkan berkadnya.

Pesan
" Tuhan tidak akan pernah memberikan beban kepada kita diluar batas kemanpuan kita, selagi kita layak untuk mendapatkan segala sesuatu itu dari Dia " ( Rivai Silaban )
Read more